Pada suatu hari ada keluarga yang beranggotakan empat orang anak dan orang tuanya. di dalam keluarga tersebut memiliki anak yaitu dua anak laki-laki dan dua anak perempuan, akan tetapi dari keempat anaknya tersebut ada satu orang anak laki-laki dari empat bersaudara yang selalu dibedakan padahal anak tersebut tidak pernah mengeluh meski ia selalu di bentak,di suruh-suruh ia tetap selalu sayang kepada orangtuanya karena ia berpikir mungkin orangtuanya saat ini cuma merasa capek karena harus mengurusi anak-anaknya.
suatu hari anak laki-laki itu hendak pergi ke sekolah akan tetapi orangtuanya tidak mau tahu tetap menyuruh anak tersebut untuk membelikan ia sarapan, tapi dengan kebaikan hati anak tersebut ia pun mau pergi untuk membelikan sarapan orangtuanya dulu. lalu tidak itu saja pada saat siang hari ketika pulang sekolah dan merasa lapar anak tersebut tidak bisa makan karena memang tidak ada makanan dan orangtuanya belum pulang kerja lalu saat orang tuanya pulang kerja ia sangat senang karena ia kira orangtuanya akan membawakan makanan tapi tidak sesuai keinginannya karena orangtuanya hanya membawakan makanan untuk ketiga saudaranya saja ia malah di suruh untuk mengantri air untuk orangtuanya mandi lalu pergi anak tersebut untuk mengantri air. setelah selesai mangantri air dan airnya pun terisi semua ia pun makin terasa kelaparan lalu ia melihat di atas meja makan ada makanan sisa saudara-saudaranya itu ia langsung memakannya meskipun hanya sedikit tidak masalah yang penting ia bisa makan. hari demi hari kejadian semacam ini terus berlangsung sampai tidak terasa ia beranjak dewasa dan melanjutkan kuliah. saat ia masuk kuliah sebenarnya ia tidak mau di karenakan ia ingin langsung bisa bekerja tapi dengan kesombongan orangtuanya akhirnya mau tak mau ia harus menuruti semua perintah orang tuanya itu ia terpaksa kuliah dengan setiap harinya ia berangkat dan pulang kuliah dengan jalan kaki padahal orangtuanya sudah memiliki rumah mewah,mobil dan motor yang lebih dari dua tapi anak tersebut tidak di beri fasilitas transportasi untuk ia kuliah sungguh malah nasibnya yang boleh mempergunakan fasilitas transportasi itu hanya ketiga saudaranya saja termasuk orangtuanya. tanpa terasa akhirnya ia lulus sarjana ia pun bekerja di perusahaan dan mempunyai gaji lumayan tapi setiap ia gajian selalu di minta orangtuanya tapi ia sedikit mengerti sekaranag ia pun menyisahkan uang gajiannya di tabungan untuk masa depannya sedikit demi sedikit ia menabung lalu tak lama kemudian ia bertemu pendamping hidupnya setelah empat tahun saling mengenal lalu ia pun menikah dengan pujaan hatinya meskipun pernikahannya tidak semewah dan semeriah saudara-saudaranya tapi ia bangga karena ia menikah dengan hasil jerih payahnya sendiri setelah menikah ia berumah tangga sendiri dengan pasangannya setelah dua tahun menikah ia di karuniai seorang anak ia sangat senang sekali karena lengkap sudah kebahagiaannya.
pada suatu hari ketika ia sudah mencapai kesuksesannya sebagai wirausaha orangtuanya pun datang menghampirinya setelah sekian lama tidak berjumpa dan orangtuanya pun hartanya sudah tinggal sedikit di tambah lagi sakit-sakit tan di karenakan umur yang sudah tua meminta maaf kepada anaknya yang selama ini ia sia-sia kan ternyata bisa sukses dan orangtuanya pun menyadari akan kesalahan yang selama ini ia perbuat baik di sengaja atau pun tidak, tanpa berpikir lama anaknya pun memeluk orangtuanya sambil menangis ia memaafkan semua kejadian itu ia pun mau membantu orangtuanya berobat supaya lekas sembuh.orangtuanya pun senang dan terharu terhadap anaknya padahal selama ini anak yang ia sia-siakan malah peduli kepadanya dari pada anak yang ia sayang-sayang tidak ada rasa peduli kepada orang tuanya.
jadi kesimpulan dari cerita ini adalah jika kita menjadi orangtua tidak boleh membeda-bedakan antara satu dengan yang lain karena orangtua seharusnya memberi contoh dan bimbingan yang baik kepada anak-anaknya supaya kelak anaknya akan mengerti dan tahu kasih sayang orangtuanya tidak bisa di ganti dengan apapun
No comments:
Post a Comment